Oleh: Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, Ir. MT.(1)
Beberapa waktu lalu saya tercerahkan oleh pernyataan Prof. DR. Syafei Ma’arif pada saat saya menjadi moderator talk show dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) di Jogjakarta. Beliau menyatakan bahwa persaudaraan itu tidak terbatas pada umat beriman saja, melainkan juga kepada mereka yang tidak beriman, karena sejatinya umat manusia itu bersaudara satu dengan lainnya. Pernyataan simpati terhadap kemanusiaan dikuatkan oleh Kyai Abdul Muhaimin, pendiri FPUB, bahwa sesungguhnya umat manusia adalah bersaudara sebagaimana firman Allah SWT (QS al-Hujarat [49]:13) menyatakan:
"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
Ayat ini meletakkan dasar persaudaraan yang melingkupi dan meliputi seluruh umat manusia. Pada hakikatnya ayat ini merupakan “Magna Charta” piagam persaudaraan dan persamaan umat manusia. Ayat ini menumbangkan rasa dan sikap lebih unggul semu lagi bodoh, yang lahir dari keangkuhan rasial atau kesombongan nasional. Karena umat manusia sama-sama diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, maka sebagai makhluk manusia, semua orang telah dinyatakan sama dalam pandangan Allah SWT. Harga seseorang tidak dinilai dari warna kulitnya, jumlah harta miliknya, atau oleh pangkat dan kedudukannya dalam masyarakat, keturunan atau asal-usulnya, melainkan oleh keagungan akhlaqnya dan oleh cara ia melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan dan manusia. Seluruh keturunan manusia tidak lain hanya suatu keluarga belaka. Pembagian suku-suku bangsa, bangsa-bangsa dan rumpun-rumpun bangsa dimaksudkan untuk memberikan kepada mereka pengetahuan yang lebih baik mengenai satu sama lain agar mereka dapat saling mengambil manfaat dari kepribadian serta sifat-sifat baik bangsa-bangsa itu masing-masing.(2)